Day#10 Senyum Untukmu yang Lucu

Rambut kriwilmu membuat wajah bulatmu bertambah lucu, membuat siapapun yang melihatmu ingin mencubit gemas pipi gembilmu, atau menciummu dengan sayang, atau sekedar tersenyum ceria padamu, seperti aku. Walaupun tentu saja kau tidak menyadari keberadaanku.

Tapi, hari demi hari, obat-obatan dan semua terapi itu membuat pipimu itu tidak gembil lagi, bahkan helai demi helai rambut kriwilmu itu berjatuhan. Hingga akhirnya kepalamu botak, tak berambut sama sekali. Buatku kau tetap gadis yang lucu tentu saja, tapi tidak begitu bagi mereka. Aku tahu orang-orang yang selalu mondar mandir ke kamarmu itu berduka, melihatmu yang sangat menderita tanpa bisa berbuat apapun. Padahal kau tetap saja tersenyum pada setiap orang yang menjumpaimu, meskipun kau tetap ceria menjalani hari-harimu, seakan tak ada rasa sakit dalam keseharianmu itu. Tapi saat kau sendiri, aku pernah melihatmu menangis, berharap semuanya segera berlalu.

Hingga pada suatu senja yang ceria, aku harus membuat keberadaanku kau ketahui, karena Tuhan mengabulkan yang kau minta. Kudekati kau perlahan, kuberikan senyuman terbaik yang aku punya. Inilah senyumku untukmu yang lucu. Apakah kau malaikat? Tanyamu takjub. Aku tersenyum menjawab tanyamu. Apakah kau akan membawaku ke surga? Tanyamu lagi ragu. Senyuman lain aku berikan padamu. Hingga kemudian kau pun tersenyum, dan kemudian aku pun tersenyum. Hei, aku tidak sakit lagi, katamu lucu. Aku tersenyum, kau memang lucu, kataku.

***

*Note : 211 kata

Met malam mingguan temans 😉

10 thoughts on “Day#10 Senyum Untukmu yang Lucu

  1. Pingback: Si Odol Masochist « Rindrianie's Blog

Leave a comment