Pagi ini kau pun tak datang, aku sungguh kecewa. Sebetulnya kemana kau selama ini? 3 hari sudah aku menantimu. Di sini, di tempat yang kita sepakati bersama. Apakah kau telah berpindah ke lain hati? Tapi apa salahku? Inilah aku tanpamu, bingung termenung di pagi yang murung walaupun tanpa mendung. Ah, sepertinya aku perlu secangkir kopi.
Sore yang ceria. Tapi ketidakhadiranmu membuatnya seolah hampa. Kau dimana? Kapan kau akan menemuiku? Bahkan hingga rembulan temaram tiba, tak juga kau datang. Inilah aku tanpamu, muram di malam yang buatku sedikit suram. Ah, sepertinya aku sudah harus pulang.
Pagi ini, kuberanikan diriku mendatangi rumahmu. Aku tahu kau tak akan kemana-kemana sepagi ini di hari minggu, bukan? Dan, disanalah dia berada, terparkir anggun di halaman rumahmu. Sebuah Jazz putih yang elegan. Aku lirik Supra X tahun jebot yang sedang kutunggangi, aku tatap lagi mobil imut di sana itu, ah…tak terbandingkan. Kini aku tahu kenapa kau tak pernah datang, sekarang aku pun mengerti kenapa kau tak lagi menemuiku. Itu semua karena si Jazz putih yang di sana itu, kan? Iya kan? Mobil imut itu seolah menertawakanku.
“Baaangg… ojek kan ya? Ke pasar goceng kan?” Ratapanku terhenti. Seorang ibu gemuk dengan keranjang kosong di tangannya menepuk pundakku. Inilah aku tanpamu, mencari pelanggan lain untuk menggantikanmu. Seorang ibu gemuk pun tak apa, dibayar goceng pun tak mengapa, walaupun segalanya tentu saja berbeda, karena kerinduanku memboncengmu tak akan pernah tergantikan.
***
* Note : 231 kata
Iya, saya tahu kok, semakin geje hahahaha. Tapi entah kenapa saya selalu ingin menuntaskan apa yang sudah saya mulai *tsaaah*, termasuk dalam tantangan #15HariNgeblogFF ini, jadi masih akan ada 6 hari postingan fiksi geje lagi ya temans, semoga dirimu tidak muntah membacanya hihihi.
Saya juga tahu, judul hari ini sangatlah romantis untuk menggalau #eaaa :p tapi lagi-lagi, entah kenapa imajinasi saya menolak mengarah ke sana, dan justru si abang ojek di kepala saya ini berhasil membuat jemari saya mengetik dengan cepat sesaat sebelum saya mematikan laptop kantor. Setidaknya…saya menikmati proses dan perjalanan ini 🙂
Well, have a great weekend, Pals 😉
si kupi tetep nomor satu… 😉
LikeLike
#eaaa
LikeLike
akhirnya jadi juga.. mel resmi mengundurkan diri dari perhelatan ini..
LikeLike
Aku justru ketinggalan perhelatan besar ini, huhu
LikeLike
bagus dong bisa menghindari tema cinta2 😀
aku blom berhasil niy Rin
salut euy sama tulisan ini hehehe
LikeLike
hahaha kirain cerita romantis gak taunya tukang ojeg. oops sesamaojekers dilarang saling mendahului ya rin 🙂
LikeLike
Ojek ojek….
Ojeknya mba..
Nice post….
LikeLike
dhe suka mbak Yin, hehe 😀 2 paragraf pertama, dhe benar2 menikmati tulisannya.. dan pas babak akhir, kok malah tertawa.. 😆
LikeLike
wuaaaaah,
Teh orin msh eksis aja di event ini..
*jadi iri*
Huahuahuah
LikeLike
coba pake si kupi yah Rin, pasti oke 😉
sukses yah Rin.. 😀
LikeLike
Galau banget isinya… tapi tetep bagus. Lanjutkan ya mbak 😛
LikeLike
curahan hati ya….
LikeLike
yang penting tetap dapet pelanggan, nasi tetap ngepul dan perut tetap tenang. Lanjut terus dengan ojegnya
LikeLike
geje?? iki apik Teh..
beneran bagus kok… dapet bangetlah ceritanya menurut aku
LikeLike
ketipu…kirain romatis hehehe
LikeLike
ha…ha…ha…ha
setelah cinta si OB sekrang cinta si tukang ojek…
*suka sama kejutan kejutan nya*
LikeLike
simple and surprise ! 🙂
LikeLike
Pingback: Si Odol Masochist « Rindrianie's Blog