Selamat ya, menjadi satu dari 50 nominasi Srikandi Blogger 2013 adalah sebuah pencapaian yang gemilang. Apakah aku sudah bilang aku begitu bangga padamu? I am proud of you, Dear 😉
Terima kasih. Itu sangat mengejutkan buatku. Kenapa aku, ya?
Ah, aku lupa kamu cenderung bertanya ‘kenapa’. Kenapa aku? Bolehkah aku jawab : Kenapa tidak? 🙂
Aku mengerti ketidakmengertianmu. Selama ini keberadaanmu di Kumpulan Emak-emak Blogger (KEB) tidaklah terlalu aktif, sangat jarang berkomentar, belum pernah mengirimkan tulisan di website, tidak banyak nimbrung mengobrol ini itu dengan emak-emak lain di sana, aktivitasmu hanya sesekali me-like dan atau sharing postingan di blog. Apakah itu membuatmu merasa tidak berhak menjadi satu dari 50 nominasi?
Iya, sepertinya begitu.
Tapi kamu pasti tahu, para emak-emak juri dan panitia tentunya memiliki pertimbangan tersendiri telah memilihmu. Lantas kenapa tidak bergembira saja? Lalu tunjukkan pada mereka kamu pantas dan tidak akan membuat mereka kecewa.
Lagipula, sesekali berhentilah bertanya ‘kenapa’, karena mungkin tak perlu alasan apapun untuk melakukan sebuah kebaikan.
Tapi, apa yang sudah aku lakukan?
Tidak ada.
Banyak.
Terserah kamu pilih jawaban yang mana. Kenapa harus berhitung? Kamu menulis karena kamu suka melakukannya, bukan? Maka menjadi blogger hanyalah julukan karena kamu menuliskannya di sebuah media bernama blog. Maka menjadi Srikandi hanyalah istilah karena kamu perempuan. Kamu akan tetap menulis walaupun tanpa julukan dan istilah tersebut, iya kan?
Iya. Tapi, emak-emak yang lain hebat, sementara aku bukanlah siapa-siapa.
Mungkin kamu harus belajar berhenti membandingkan kekuranganmu dengan kelebihan orang lain. It’s not fair at all. Kamu adalah individu istimewa, tak seorang manusia pun yang bisa menyamaimu. KEB itu komunitas yang hebat, hanya pribadi-pribadi hebat -sepertimu- yang bisa berada di sana.
Itu terlalu berlebihan, aku jauh dari kata hebat.
Kamu ingat, tidak? Waktu kecil dulu kamu pernah belajar tari klasik Sunda. Menurut guru menarimu itu, hanya kamu yang paling pantas menarikan tarian Kandagan, tarian yang bercerita tentang seorang putri yang ingin diizinkan untuk ikut berperang.
Ya, aku ingat. Siger dan susumping itu membuatku seperti Srikandi sungguhan. Apalagi dengan sebilah keris besar di punggungku itu.
Kamu tahu kenapa hanya kamu yang bisa menarikannya dengan baik? Karena kamu bisa menjadi sangat gagah di antara gerakan yang gemulai, saat teman-temanmu tidak ada yang bisa melakukannya secara bersamaan.
Hubungannya dengan Srikandi Blogger?
Maka sekali ini, biarkan saja orang lain yang menilainya. Kamu hanya perlu menunggu. Melakukan yang biasanya kamu lakukan. Untuk kemudian menanti apa yang akan terjadi. Karena seperti guru menarimu dulu, sahabat-sahabat lain di sekitarmu mungkin melihat sesuatu yang selama ini luput dari perhatianmu.
Apa yang harus aku lakukan sebagai Srikandi Blogger?
Menjadi dirimu sendiri seperti biasanya, yang terbaik. Tetap menulis -dengan semua kegejean dan kegilaanmu- seperti biasanya. Tetap bersahabat dengan siapapun seperti biasanya. Tetap berbagi tentang apapun seperti biasanya. Tetap menjadi dirimu yang aku kenal seperti biasanya.
Baiklah, spertinya aku bisa melakukannya. Lagipula aku tidak mungkin menang, kan?
“If you never give up, you can not fail”, itu saja jawabanku.
Ah, jawaban itu terlalu absurd, terlalu diplomatis, terlalu samar.
Tapi kamu menyukainya, bukan?
Iya. Karena bukan itu yang terpenting. Walaupun tentu saja akan sangat membahagiakan jika aku bisa menang.
Kewajiban kita -aku dan kamu- sebagai manusia hanyalah berupaya, hasilnya akan seperti apa adalah wewenang Tuhan semata.
Well, mungkin dalam hal ini para emak juri.
Keputusan Tuhan yang dilewatkan Tuhan pada para emak juri.
Ah, aku pun lupa kamu terkadang keras kepala.
Yeah, tentu saja. Aku ‘kan kamu sendiri.
Hahahahaha, terima kasih sudah menemaniku menulis postingan ini.
Semoga berhasil ya. Aku dan sahabat-sahabatmu yang lain akan mendukungmu, berdoa yang terbaik untukmu.
Terima kasih ya, terima kasih banyak untuk semuanya.
-o-