Day#1 Halo, Siapa Namamu?

Iya, ini (ceritanya) ikut tantangan #15hariNgeblogFF itu, tapi kemarin seharian meeting dan meeting sambung menyambung. Dilanjutkan makan malam bersama tamu-tamu itu berhasil membuat saya sampai rumah pukul 11, terlalu larut untuk kembali membuka laptop. Berhubung FFnya sudah berhasil saya buat, tak mengapa lah ya tetap dipublish he he. Mudah-mudah tantangan hari ini tidak terlambat lagi, walaupun sampai saat ini saya masih belum tahu akan menulis apa hihihi…

Enjoy then 😉

***

“Halo, siapa namamu?” Lelaki itu menghampiriku dengan setangkai mawar merah di tangannya.

“Anggrek” jawabku.

“Anggrek?”

“Iya, Anggrek.”

“Anggrek seperti…bunga Anggrek?”

“Anggrek seperti bunga Anggrek.”

“Kenapa tidak mawar?” tanyanya lagi, menyerahkan mawar itu padaku.

“Kau lebih suka mawar?”

“Tidak juga, dia suka bunga tulip.”

“Tulip?” Lelaki itu hanya mengangguk, dan perlahan pergi dengan senyuman. Ternyata Anggrek pun bukan.

 —

“Halo, siapa namamu?” Lelaki itu duduk di sebelahku, menyandarkan punggungnya dan kemudian menengadah menatap langit.

“Laut.” Kataku.

“Laut?”

“Iya. Kau suka laut?”

“Laut? Nama yang tidak biasa, bukan?”

“Mungkin. Apa kau suka laut?”

“Kenapa Laut?”

“Kau tidak suka laut?”

“Aku suka, tapi dia tidak bisa berenang. Jadi kami tak pernah pergi ke laut.” Lelaki itu beranjak, melangkah dalam diam yang sepertinya semakin sunyi.

 —

“Halo, siapa namamu?” gerimis turun ke bumi saat lelaki itu menyapaku.

“Rinai.” Ucapku.

“Rinai?”

“Ya, Rinai. Seperti hujan.”

“Rinai.. Nama yang cantik.”

“Oh ya?”

“Kau pintar membuat nama.”

“Menurutmu begitu?”

“Tapi aku tidak suka hujan.”

“Kau tahu kenapa kau tidak suka hujan?”

“Karena dia pergi saat hujan. Aku tidak pernah suka hujan sejak itu.” Lelaki itu berlari ke arah rinai.

 —

“Halo, siapa namamu?” Siluetnya di sore itu membuatku tertegun. Dia masih muda,tampan, sepertinya baik, tapi kenapa kehidupan membuatnya begitu?

“Senja.” Aku mulai kehabisan nama.

“Ah…aku selalu suka senja.”

“Kenapa?”

“Aku tidak tahu.”

“Kenapa kau tidak tahu?”

“Mungkin karena dia selalu terlihat cantik saat senja.”

“Apakah aku bisa tahu siapa namanya?” Lelaki itu tersenyum, menatapku lama, lantas pergi. Seperti biasanya dan selalu.Permainan ini telah menjadi obsesi buatku.

 —

“Halo, siapa namamu?” Lelaki itu semakin kurus dari hari ke hari.

“Kirana.” Jawabku ragu. Lelaki itu mematung. Matanya meredup. Rupanya ‘dia’ bernama Kirana.

“Nama itu berarti sesuatu untukmu?” tanyaku.

“Kirana berarti segalanya buatku.”

“Apa yang terjadi padanya? Padamu? Pada kalian?” Lelaki itu terdiam, matanya tak lagi hidup.

“Kau mencintainya?” Lelaki itu mengangguk cepat.

“Tapi Kirana tidak mencintaimu?” tanyaku lagi ingin tahu. Kali ini lelaki itu menggeleng.

“Dia mencintaiku lebih daripada aku mencintainya.”

“Lantas?” Lelaki itu kembali terdiam. “Kau mencintai Kirana, Kirana mencintaimu. Dan?” Lelaki itu tetap membisu. Lalu menatapku lama, seperti lelah. Lantas pergi begitu saja. Aku masih belum mengerti.

 —

Pagi cerah saat lelaki itu menghampiriku, dengan tas ransel di punggung, sepatu kets, dan rambut yang disisir rapi. Aku sempat tak mengenalinya. Dan belum ada satu nama lain yang melintas di kepalaku saat ini.

“Halo Suster.” Sapanya ramah.

“Eh?” Bukan pertanyaan yang biasanya. “Halo, kau mau kemana?”

“Pulang.”

“Pulang?”

“Sepertinya kegilaanku harus aku akhiri Sus.”

“Menurutmu begitu?”

“Iya.”

“Kau tahu kenapa?”

“Karena Suster berhasil menebak nama wanita itu.”

“Kirana?”

“Iya, Kirana.”

“Kirana yang membuatmu gila?” lelaki itu tertawa.

“Aku berhenti menjadi orang gila, Sus. Mulai detik ini.” Jawabnya sungguh-sungguh.

“Oh?”

“Aku akan baik-baik saja, Sus.”

“Walaupun tanpa Kirana?”

“Kirana sudah mati. Jauh sebelum aku mengenal suster.” Lelaki itu mulai berkisah. “Tapi itu sudah tidak penting lagi.” Sambungnya, dan bersiap pergi.

“Tapi, kenapa kau tidak bisa bersamanya?” Aku penasaran. Lelaki itu tersenyum, aku menamainya senyum kebebasan.

“Karena Kirana adalah ibuku.” Jawabnya seraya menjauh.

Ah… rupanya cinta memang bisa membuatmu gila.

 *note : 498 kata.

27 thoughts on “Day#1 Halo, Siapa Namamu?

  1. horeee Orin ikutan FF juga *tos dulu ah* 😀

    emang baru cinta bisa bikin orang jadi gila ya Rin? *ga percaya saya hahaha*

    Orin : iya, tau dr obrolan di Webe non inge sm kak Niq, aku telat taunya, ga bs mosting pula kmrn hihihi.

    Like

  2. Pingback: Si Odol Masochist « Rindrianie's Blog

Leave a comment