“Amelia, Papamu hilang ditelan awan kumulonimbus.” Kalimat itu terus berputar di kepalanya, melayang tenggelam, berlari terdiam, menolak pergi enggan menjauh. Kenapa awan bernama aneh itu berbuat jahat pada Papa? Tanya Amelia dalam hati tak mengerti.
“Papa akan pulang, Amelia, sebelum tengah malam. Kita akan pesta kembang api saat tahun berganti nanti, seperti biasanya.” Sebelum pergi, demikian Papanya pernah berjanji. Tapi seharusnya lelaki itu sudah pulang seminggu lalu, maka Amelia mulai curiga, Papanya memang tertawan awan hingga tak bisa pulang.
“Wahai kembang api, bisakah kau mengantarku pada awan kumulonimbus?” lirih, Amelia memohon pada selarik kembang api kebiruan yang meledak di dekatnya. Sang Kembang api geming, hanya menatap Amelia sesaat untuk kemudian menghilang.
Amelia mengesah, kecewa. Tapi dia tidak akan menyerah, kalau perlu, dia akan memohon meminta mengiba pada setiap kembang api yang ada, untuk bisa membawanya pada awan bernama aneh yang telah menawan Papanya.
“Wahai kembang api nan jelita, bawalah aku pada awan kumulonimbus,” iba Amelia pada segerumbul kembang api jingga merona. Kembang api itu mengabulkannya, membawa Amelia ke angkasa. Sesaat sebelum kembang api jingga itu sirna, Amelia meminta kembang api lain untuk membawanya. Begitu terus menerus, semakin tinggi dan semakin tinggi, hingga tengah malam pun lewat, dan tak terlihat lagi kembang api meledak di dekatnya.
“Apakah kau awan kumulonimbus?” tanya Amelia sebelum sebentuk petir menyambar. Sang awan bisu, tapi sepintas Amelia melihat Papanya di sana, gegas dia menaiki petir yang baru datang. Amelia pun menjelma kembang api, bersama petir dia meledak bahagia. Pesta kembang api itu tetap terjadi, seperti seharusnya.
Duuuh… Sediiih saya bacanya teh.
airasia bgt
LikeLike
Kasihan, kau, Nak … hiks … 😥
LikeLike
Cerita2 FF nya selalu keren teeeh… 👍👍
LikeLike
Ya ampunnnn kebapa meledak sihh? 😥
sedihhh FFnya Mbak Orinn
LikeLike
Kok aku ngerasa endingnha ngegantung… Amelia ga ngobrol dulu sama Ayahnya? Tapi ini happy ending atau gimana. Haha *iya kan amelia seneng
LikeLike
Pingback: (FF250Kata-TimRiga) Laki-laki yang Menjolok Rembulan | Rumah Ide Ajen
Pingback: [#ff250kata] Menunggu Kepulangan Ayah | JUNIORANGER
Duh, sedih 😦
Ayahnya gk bisa nolong ya?
LikeLike
Semoga Amelia ketemu sama papanya ya…
LikeLike
jadi sedih bacanya Rin
LikeLike
Sedih hiks
LikeLike
Baca ini beneran berasa sedih Rin. Suka ama ceritanya. Selalu bawa pesan yang kuat. Keinget Airasia. Hiks.
LikeLike
hiksss,,,
LikeLike
Sedih…. akankah amelia ketemu papanya? semoga jd cerita bersambung…
LikeLike
hampir sama kayak cerita terbentuknya aurora
LikeLike
Pingback: [Flashfiction] Sehari Lebih Dulu | AttarAndHisMind
jadi, kenapa papanya Amelia diculik awan kumulonimbus? kenapa Amelia langsung berubah jadi kembang api tanpa ketemu dulu dengan papanya?
LikeLike
Keren, Mbak rin. saya bisa ngebayangin kejadian yang digambarkan.
LikeLike
tragedi penerbangan indonesia yang belum usai ya mbak #airasia hikss
LikeLike
Semoga duka ini cepat berlalu dan kita semua bisa belajar mengambil hikmahnya..
LikeLike
Pingback: Postingan Pertama (?) | Rindrianie's Blog