“Mas?”
“Hai, Dik. Akhirnya aku sudah memutuskan pilihan desain undangan pernikahan kita.”
“Kenapa hape jadul itu belum mas buang?”
“Oh, iya aku lupa. Nanti aku buang. Soal undangan, aku suka yang marun ini, sederhana tapi elegan. Kita pilih yang itu aja, ya?”
“Apakah harus aku yang membuangnya mas?”
“Hah? Apanya yang dibuang?”
“Itu, hape Siemen C35 itu.”
“Ya ampuuuun, kita kan sedang membicarakan tentang undangan, Dik.”
“Tapi aku ingin kita membahas soal hape itu terlebih dulu.”
“Oke. Jadi apa maumu?”
“Aku sudah minta mas membuang hape itu sejak sebulan lalu, mas.”
“Tapi kenapa harus dibuang segala?”
“Kenapa masih tetap disimpan?”
Jeda yang menegangkan. Hening mengalir di dalam ruangan yang nyaris beku. Si lelaki sedikit murka, si perempuan terlihat terluka.
“Itu hape pertamaku, Dik. Aku membelinya dengan hasil keringatku sendiri. Apa salah jika aku ingin menyimpannya untuk kenang-kenangan?”
“Aku tidak keberatan jika kenangan yang ada memang hanya demikian. Tapi aku tahu, di hape itu juga mas masih menyimpan semua SMS dari kekasih pertama, mas. Iya kan?”
“Apa? Itu namanya lancang, Dik! Bagaimana kau bisa… Tidak seharusnya kau…”
Si lelaki gagap membela diri. Si perempuan terisak nalurinya ternyata benar.
“Begitu ya, mas? Setelah sekian lama, mas masih mencintai kekasih pertama mas itu?”
“Katakanlah aku masih mencintanya, Dik. Tapi toh dia sudah meninggal, dan kita akan segera menikah. Apa masalahnya? Tidak harus merasa cemburu atau marah, kan?”
“Seandainya bisa semudah itu, mas.”
“Apa maksudmu?”
“Bagaimana aku bisa menjadi masa depan mas, jika mas tetap ingin berada di masa lalu?”
“Dik?”
Perempuan itu sunyi. Melangkah perlahan membawa sang undangan berwarna marun, merobeknya dalam serpihan kecil, dan beranjak pergi. Meninggalkan si lelaki yang termangu menatap sebuah ponsel berdebu.
***
Note : 273 kata, sila klik bannernya untuk ikut bercerita 😉
itu hp pertamaku juga Siemen C35 dari gaji pertama 🙂
LikeLike
kalau nggak salah…. sara sering minjem HP model itu ke teman buat SMS-an 😀
LikeLike
Laki2 emang suka gitu. Wanita emang juga suka gitu. Ahahaha… Bagus FFnya, Mbak. Suka ❤
LikeLike
HP ku yang pertama itu Nokia tapi lupa typenya apa, kok jadi kangen itu hape yak… banyak kenangannya euy
LikeLike
hapeku lebih jadul lagiii …. masih ada antena kalau nggak salaaah C-25 .
btw. itu gadis pemberani ya… mengambil keputusan untuk merobek undangan
LikeLike
oriiiin… hape pertamaku lebih jadul lagi. masih ada antena. kalau gak salah si emen c-25
LikeLike
Sama dengan Hp pertamaku,
duh, masalalu ternyata tak semudah kata-kata meninggalkannya di belakang. *asyik FF nya Rin, sukses, tapi ada tipo sedikit tuh.
LikeLike
Iyaaaaah…hanya gegera HP sering juga yaaak pasangan beranteeem…eaaaa
LikeLike
Waaa,… ceritanyaa,… bikin jadi gimanaaa gituuhh 😀
LikeLike
punya kakak dulu itu…. si emen…. tahan banting *sengaja dibanting 😀
LikeLike
ceritanya bagus banget
LikeLike
Maen buang aja! Emg gampang nyari duit? Apalagi kenangan. Itu kan mahal bgt? *kejam
LikeLike
Wah, menarik sekali ceritanya 😀 Bikin bingung, ya. Yang laki salah karena belum move on. Nah, yang perempuan juga salah buka-buka HP orang. Meski calon suami tapi kan tetap privacy, hihihi 🙂
duniakecilindi.blogsot.com
LikeLike
repotnya…masing-masing ingin jadi yang utama….
Fiksi Neng Orin tetap yang pertama dihatiku….
LikeLike
nikahnya jadi gak?
LikeLike
Nah, HPnya boleh dipegang terus tapi smsnya delete, aja 🙂 Masalahnya, mau, ga?
LikeLike
Wahh, menarik sangat, cinta pertama masih melekat lewat hape pertama, Sippp 😉
Ini cerita hape pertamaku yg masih On Off (?) ,,, http://omman.blogdetik.com/2014/05/25/on-off-on-off/
LikeLike
Lah … ga usah dibuang kali. Ambil aja trus apusin semuanya. Apa dijual. Mayan dapat duit.
*carra bikin cerita sendiri*
LikeLike
hehe, setuju sama Carra.
LikeLike
Hahahha. Daripada baca2in sms-nya, mending langsung apus2in aja itu. Buang. 😀
Makasih ya mbak udah ikutan GA-ku :))
LikeLike