#Postcardfiction : Tunggu Aku

Adinda…

Ini aku, masih baik-baik saja walaupun tanpamu. Meski semuanya tak lagi sama, segalanya tetap penuh makna. Pernah menikmati sekian banyak senja di sisimu, telah membuat diriku mengerti, bahwa hidup terlalu mulia untuk disiakan begitu saja.

Berapa lama kita tidak berjumpa ya? Hmmm… aku tidak tahu, dan rasanya tidak perlu tahu. Aku berhenti menghitung waktu ketiadaanmu di sisiku, karena aku tak pernah merasa kehilanganmu, karena dirimu-cintamu-entitasmu-jiwamu selalu ada bersamaku, mengikuti setiap jantungku berdetak, akan tetap begitu hingga dia berhenti kelak.

Adinda… Mari kuceritakan tentang malaikat-malaikat kecil kebanggaan kita.

Si sulung yang selalu keras kepala -persis sepertiku, katamu dulu- kini telah menjadi seorang pria dewasa yang berbahagia. Tak perlu kukatakan tentang kekayaannya yang sudah berlimpah, aku tahu hal seperti itu tidak terlalu penting bagimu kan? Si sulung telah memiliki keluarga kecilnya sendiri, Dinda. Seorang istri yang menyayanginya, dan si jagoan kecil yang selalu memujanya. Iya Dinda, kita telah memiliki seorang cucu, cucu yang memiliki keceriaan sehangat mentari pagi, yang selalu mengingatkanku akan dirimu. 

Si bungsu? Ah…gadis cilik manja itu pun kini telah menjadi seorang wanita jelita, Dinda. Sosoknya yang seolah merupakan ejawantah dirimu, selalu berhasil membuatku terharu, betapa aku beruntung telah memilihmu dulu. Dia bertransformasi menjadi wanita tegar yang cemerlang, seperti ibundanya, dirimu yang selalu menjadi panutannya sejak kecil. Matanya yang sebening kristal seperti milikmu, membuatku selalui merinduimu.

Adinda… Mengenalmu, mencintaimu, menyayangimu, telah membuatku mengerti untuk merayakan kehidupan dengan sepenuhnya, berbahagia dengan pejal, bersyukur dengan purna. 

Sampaikan terima kasihku pada Tuhan di dekatmu ya, tolong katakan aku bahagia DIA telah mengizinkanmu menjadi istriku beberapa waktu lalu, dan aku berharap -sungguh berharap- DIA pun mengizinkanmu menjadi bidadariku saat aku pulang nanti. Tunggu aku di surga ya Dinda…

***

Note : 275 kata

 

29 thoughts on “#Postcardfiction : Tunggu Aku

  1. T_T *terharu*
    Sukses bikin mewek niy teh orin, aku ikut mengamini doa si kakek aja deh semoga Tuhan mempertemukan beliau dgn sang adinda kembali di surga 🙂
    ___
    hehehehe…fiksi kok Dang fiksi 😀

    Like

  2. Yang lain pada nangis, koq aku gak nangis. .
    Aku bacanya sambil ngelamun, Teh. hihihihi

    Pinter bangetttt sih, Teh.
    Ngenaaaaa bangeet, aku suka. .. ^_*
    ___
    Hlo…katanya smbl ngelamun Dah? kok ngena bgt? hihihihi

    Like

  3. postcardfiction.. naon deui ieu tahhh..? 😛

    ini sih makanannya Orin,
    postcardfiction tersaji dengan cantik, menyentuh.
    ___
    pura2nya fiksi di atas kartu pos Mak hihihihi

    Like

  4. berbahagia dengan pejal …. apa sih artinya. Neng?
    pilihan katanya bagus2 nih
    ___
    Duh…itu mah Orin ngaco aja milih kata itu Bun, entah benar (dan boleh) atau tidak.
    maksudnya sih, pejal itu kan…apa ya…kalo bola yg pejal itu -seingat Orin waktu belajar fisika- yang tidak berongga atau memiliki ruang di dalamnya. Jadi tujuan si kalimat itu sih bahagia yg seutuhnya begitulah Bun heuheuheue…

    Like

  5. yang mau kutanyakan, sdh ditanyakan mbak Monda.. nunggu jawabannya saja ah… tapi, lepas dari tanya itu…. cerita yg asyiiik… as usual 🙂
    ___
    Semoga jawabanku memuaskan ya auntie hihihihi

    Like

  6. Iya aku juga melu melu mau nanya, berbahagia pejal itu piye mbak hehe 😀
    Hmmm jadi maksudnya postcarnya buat orang yang udah meninggal? 😀
    ___
    bahagia yg bulat-utuh-ga bersyarat, gitulah kira2 Na, definisiku sendiri tapi loh ya, ga ada di KBBI qqiqiqiqi

    Like

  7. Ohmaigat, Rin… Dirimu kok ya semakin banyak aja punya aja diksi. Kereen…
    Aku belum ikutan ini 😀
    Sempat mikir, kalo event ini beneran pake kartu pos… Mungkin semakin asyik yaa :mrgreen:
    ___
    Eyampun Ka, itukan coba2 berhadiah aja, entah bener tata bahasanya atw ngga hihihihi.
    duh…kalo pake postcard beneran seru sih Ka, tapi kesian jurinya, tulsan tanganku menyedihkan soalnya hahahahaha

    Like

  8. menurut KBBI edisi III:
    pe·jal a padat keras; tidak geronggang: batu — , batu yg padat keras; granit;
    🙂

    Ini kontes apa ya, mbak? saya sudah lama menghilang 😀
    ___
    Nah…Sulung rajin nih ngecek ke KBBI hihihih..
    kontes di kampungfiksi.com Lung, cek aja di banner ya, hayu ikutan masih smp 31 des kok 😉

    Like

  9. Oriiin bagus sekali, pilihan kata, pesan dalam alur padat ringkasnya, maju terus dalam karya Orin, menunggu novel karya Orin. Salam
    ___
    Ibuuu…terima kasih apreasiasi dan dukungannya ya Bu^^

    Like

  10. postingan macam apa ini?!

    cukup sekali rasanya dibaca, jika dibaca kembali saya sudah goyah dari kursi yang saya duduki ini..

    postingan ini bintang lima!
    ___
    waduh? heuheuheu… terima kasih yaa^^

    Like

Leave a comment