Biasanya sih silent post, tapi saya ingin sedikit cerewet di postingan kali ini hehehe.
Kedua foto diambil di Tanjung Benoa Mei 2011 lalu, saat saya, AM, dan teman-teman seperjalanan ngebolang ke Bali, dan mencoba berparasailing ria dia sana. Olahraga yang menantang ini harus ekstra hati-hati memang, pengamanannya berulang kali dicek, dan harus oleh para profesional ya. Kebayang lah itu kalau sampai talinya lepas karena belum terkunci sempurna, misalnya.


Gambar pertama saya yang memotret, lupa deh siapa, entah pak suami atau teman seperjalanan. Foto kedua adalah saya saat ‘lepas landas’, ditarik olehΒ speedboat dari pantai sana untuk kemudian ‘terbang’. Serem? Iyaaaaaa, serem pake banget hahahaha.
Tapi kemudian setelah di atas, terbiasa dengan ketinggian yang sebelumnya membuat lutut gemeteran dan jantung hampir melompat, ternyata bisikan hati saya saat itu adalah “kenapa nggak boleh bawa kamera sih? kan bagus banget view-nya dari atas sini?!” hahahahaha :P.
Jadi inti postingan ini apa. Rin? Errrr…nggak ada sih *plaaak* hihihihi.
Maksud saya nih, berhati-hati itu memang perlu, harus malah. Tapi terkadang terlalu berhati-hati juga membuat kita diam di tempat, nggak ke mana-mana, nggak nyobain apa-apa. Iya nggak, sih? Well, setidaknya menurut saya sih begitu ya.
Ada yang udah pernah nyobain parasailing juga kah? π