Semacam Rekomendasi Buku

Hai haaaaai, saya datang lagiiiii, dan langsung ikutan giveaway! hahahahaha. Yaabis gimana atuh ya, Giveaway for Booklovers gitu judulnya, jadi sebagai booklover garis keras, saya merasa terpanggil untuk ikut ambil bagian dalam perhelatan ini *tsaaah*.

Eniwey, seperti dalam postingan Kenapa Suka Membaca, tidak perlu saya jelaskan ulang lah ya alasan saya jadi booklover, yang jelas, buat saya membaca (buku) merupakan satu dari sekian banyak hal yang bisa membuat saya bahagia. Lebay yah? Iya emang hihihihihi.

Sedikit bercerita selama dua minggu di kantor baru, saya memilih menggunakan sisa jam istirahat (setelah makan dan sholat) dengan membaca buku. Padahal, hampir semua teman-teman saya menggunakannya dengan bobo siang di mushola, di loker, atau di meja masing-masing. Maka saat seorang teman menemukan saya malah asyik baca buku di jam istirahat, tertakjub-takjublah dia.

Menurut teman saya itu, membaca buku itu tidak termasuk aktivitas yang bisa mengistirahatkan otak setelah 4 jam bekerja dan akan disambung 4 jam lagi bekerja. Mungkin memang benar ya, karena pada saat membaca mau tidak mau otak kita harus mencerna apa yang kita baca, betul? Tapi bagaimana jika ‘proses mencerna’ otak saya saat membaca itu justru merupakan proses menenangkan otak saya? hihihihi *mbulet*.

Tapi yah, nama pun hobi ya, pasti berbeda setiap individu. Buat saya, sisa istirahat yang hanya tersisa 15-30 menit itu lumayan banget buat baca buku, meskipun tidak sampai satu bab selesai, misalnya ya. Terbukti sudah dua minggu saya membaca Kambing dan Hujan, masih di halaman 157 dari 373 halaman, lamaaaaa hihihihi. Tapi 15-30 menit itu terlalu nanggung kalau  dipakai untuk tidur, kurang lama euy hahahahaha *si tukang tidur*.

Nah, sekarang kita masuk ke maksud dari judul postingan ini. Iyaaaa, prolognya panjang banget yah hahahahaha *abaikan.

Adakah yang tahu novel berjudul Kambing dan Hujan? Atau pernah mendengar nama Mahfud Ikhwan sang penulis? Atau pernah melihat novel berkaver hijau dengan botol susu semacam ini?

DSC_0278

Jika jawaban dari kesemua pertanyaan di atas adalah adalah tidak (atau belum), maka kita bisa salaman #eh? hihihihi. Lantas kenapa saya memilih novel ini untuk dibaca? Karena merupakan salah satu pemenang Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta!

Beberapa tahun terakhir, saya hampir selalu memburu novel-novel para pemenang Sayembara DKJ, kenapa? Karena biasanya novel-novel itu bertema tidak biasa, dituturkan dengan istimewa dan bahkan terkadang tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori genre mana pun seperti novel-novel yang kita temui pada umumnya.

Kambing dan Hujan ini, misalnya, seperti yang tertulis di sub judulnya, adalah sebuah roman. Perjuangan Miftah dan Fauzia untuk memperoleh restu orang tua masing-masing untuk diizinkan menikah. Sepintas, roman ini mungkin akan mengingatkan kita akan cerita Romeo-Juliet. Setidaknya, membuat saya bertanya-tanya, apa sih perbedaan dan atau konflik yang menghalangi keduanya bersatu? Ternyata jawabannya sederhana sekaligus rumit, karena yang satu adalah penganut Nahdlatul Ulama, sementara yang lain berkeyakinan Muhammadiyah yang taat. Fiuh.

Berhubung saya masih setengah perjalanan membaca novel tersebut, saya belum bisa bercerita banyak, selain novel ini telah berhasil ‘mengikat’ saya untuk terus membaca. Bahasanya sederhana, banyak sekali flashback, tapi justru membuat pembaca semakin penasaran. Nanti kalau sudah selesai saya coba buat resensinya yah ;).

Back to the topic, saya merekomendasikan novel-novel yang merupakan pemenang dari Sayembara DKJ (tahun berapa pun) untuk buku-buku yang harus dibaca. Memang sih, sampai saat ini novel pemenang DKJ ini belum seberapa banyak yang sudah saya baca. Tapi dari beberapa itu pun, hampir seluruhnya -menurut saya- novel yang sangat bagus dan berkategori the must read book.

Membaca novel Di Tanah Lada misalnya, berhasil membuat saya sedih sepanjang hari pasca selesai membaca karena endingnya yang bikin nyesek. Atau novel Semusim, dan Semusim Lagi yang telah membuat saya -dengan absurdnya- terhantui si Sobron sang ikan mas koki nyaris beberapa setelah menamatkan novelnya hahahahaha. Itulah kenapa saya menargetkan harus membaca seluruh novel pemenang sayembara DKJ ini.

 

Logikanya nih, novel yang sudah berhasil memenangkan hati para dewan juri pastilah bagus kan ya. Katakanlah, jika dibandingkan novel yang ‘hanya’ lulus selera editor. Parameternya pasti berbeda, karena tim editor sepertinya akan menyelipkan poin novel-ini-bakal-laku-di-pasaran-atau-tidak yang mungkin bukan merupakan poin penilaian juri Sayembara DKJ ya. Tapi menembus hati editor aja susah ampun-ampunan gitu kok, jadi pemenang ya pasti super keren dong.

Psssssttt, iya betul, obsesi menulis saya juga jadi salah satu pemenang Sayembara DKJ, doain yaaa. Masih a loooooong way to go sih sepertinya hihihihihi.

Begitulah, semacam rekomendasi dan target membaca buku dari saya. Semoga bisa sebagai referensi yaa. Yuk, ikutan Giveaway for Booklovers di blognya Anne Adzkia, masih ada waktu kok beberapa jam lagiiiih hihihihi.

15 thoughts on “Semacam Rekomendasi Buku

  1. Jd inget kantor gw yg lama. Kalo jam istirahat juga trus pada tidur. Kok bisa ya tdr cuma paling setengah jam gitu… Hehehe. Gw jd bengong sendiri… :p

    Like

  2. Saya kalo ada waktu sisa di istirahat siang saya gunakan juga buat tidur, buat mengistirahatkan otak, 🙂
    Saya pernah kerja bareng sama orang Jepun tahun 1999 di satu proyek. Setelah makan siang, ngeteh dan merokok orang-orang Jepun ini akan tidur di kursi sekitar 15 s/d 20 menit. Dan itu rutin mereka lakukan. Jadi semacam kebiasaan.
    Beberapa bacaan yang saya baca juga menganjurkan tidur siang walau cuma beberapa menit.

    Like

  3. Aku juga sering kebawa-bawa kalo abis baca satu buku. Spt bukunya Tere Liye, Kau Aku dan Sepucuk Angpau Merah. Abis baca itu, aku seakan kenal baiiiik banget dengan si tokoh. Nah, kemudian aku menyebut satu buku itu bagus kalo punya pengaruh spt ini.
    Makasih udah ikutan ya Rin…ditunggu hadiahnya #lho

    Like

  4. samaa…saya pun pemburu novel pemenang dkj tapi dulu karena bisa pinjem di perpus keuskupan bandung bberapa tahun ini jarang paling baca , pak suami suka protes karena kebanyakan baca novel hahahha

    Like

Leave a comment