Ini adalah judul sebuah buku kumpulan cerpen karya Reda Gaudiamo, temans. Ada 17 cerpen di dalamnya, yang ditulis dalam rentang waktu yang cukup panjang: dari akhir 1980-an hingga 2014!
Berikut judul-judul cerpennya:
Ayah, Dini, dan Dia
Mungkin Bib Benar
Anak Ibu
Potret Keluarga
Tentang Kita
24 X 60 X 60
Si Kecil
Perjalanan
Bayi
Menantu
Taksi
Minggu Dini Hari
Aku: Laki-laki
Maaf
Cik Giok
Dunia Kami
Pada Suatu Pagi
Terkesan sederhana ya kalau dilihat dari judul-judulnya. Tapi saya cukup ‘mengenal’ mbak Reda (karena beberapa teman saya adalah jurnalis yang mengenal beliau secara pribadi dan mengatakan tulisannya memang canggih) dan yakin judul-judul sederhana itu akan mengantarkan saya pada cerita-cerita yang luar biasa. Oh iya, seorang teman (yang jurnalis itu) pernah mengatakan fiksi-fiksi saya bisa dikatakan mirip dengan fiksinya mbak Reda, karena cukup banyak menggunakan dialog! hihihihi. Kalau kualitas mah ya pasti jauh lah ya. Cerpen pertama yang berjudul “Ayah, Dini, dan Dia” saja misalnya, adalah pemenang Sayembara Cerpen Femina tahun 1990, cerpen-cerpen yang lain juga banyak yang pernah dimuat di Femina-Kompas-Hai dan lain-lain. Da saya mah apa atuh ngirim ke Femina aja ditolak mulu *eeaaa curcol* hahahaha.
Berhubung tidak mungkin saya bahas satu per satu cerpennya, akan saya ceritakan beberapa cerpen yang paling saya sukai.
Cerpen Anak Ibu, 24 X 60 X 60, dan Menantu adalah cerpen-cerpen yang sarat dengan dialog, dengan alur cepat dan tokoh-tokoh berkarakter kuat, endingnya tidak terduga dan bahkan lucu membuat ketiga cerpen ini melekat kuat di ingatan.
Cerpen berjudul Si Kecil juga sangat menyentuh. Bercerita tentang anak laki-laki berkaki kiri tidak normal yang mengemis di sudut jembatan penyebrangan. Nala -suami si aku- ingin mengajaknya tinggal di rumah, yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh tokoh aku. Tapi sebuah peristiwa yang melibatkan pencopetan dompet, tokoh aku berubah pikiran, dia akhirnya sepakat dengan Nala, untuk mengajak Si Kecil tinggal bersama mereka dan tidak lagi membiarkannya menggigil di jembatan. Bagaimana ending cerita pendek ini berakhir? Harus Anda baca sendiri, temans! hihihihi.
Cerpen berikutnya adalah Tentang Kita yang dijadikan sebagai judul buku. Bercerita tentang sepasang suami istri yang tengah menanti buah hati. Alurnya sangat membuat perasaan campur aduk, endingnya -meskipun bisa dibilang biasa saja- juga sangat menohok, membuat saya berpikir ulang, apa saja sih keputusan besar dalam hidup yang membuat saya menyesalinya seumur hidup. Dan saya sangat menyukai jenis cerita yang membuat saya berpikir seperti itu *menjura hormat*.
Kumpulan cerpen ini cocok untuk dibaca saat ngabuburit lho, dengan karakter-karakter yang dekat dengan kita, dan peristiwa-peristiwa yang kerap terjadi di keseharian kita, buku ini sangat layak menjadi daftar bacaan Anda. 4 dari 5 bintang dari saya untuk buku kumcer ini :).
lama juga yah ngumpulin 17 cerpennya. wajar seh, hasil karya yang bagus memang butuh proses panjang
*ngomong apa seh saya*
LikeLike
iya bang, iya *mengangguk-angguk* hihihhi
LikeLike
Wih lama banget 1980an jauh sebelum ibu ayah saya bertemu. Jadi penasaran gimana cerita cerpennya 🙂
LikeLike
masih bisa dinikmati oleh generasi zaman sekarang kok hehehehe
LikeLike
waah… jadi pengen baca juga 🙂
LikeLike
ayo baca mbaaaak, bagus
LikeLike
Namanya Reda Gaudiamo ini familiar banget ya rin. Dia penulis tetap majalah remaja bukan sih?
LikeLike
Kayaknya sih gitu ya, Mak, lupa eike dia biasa nulis di mana hihihihi *ngumpet*
LikeLike
Wah buku lagi buku lagi. Akhir-akhir ini banyak blogger yang review buku. Saya jadi kepikiran terus buat baca. Sayangnya sampek sekarang daftar bacaan makin numpuk. Lain kali deh kayaknya.
LikeLike
hehehe…tumpukan buku yg blom dibaca punyaku jg udah tinggi bgt nih Shiq4 😀
LikeLike
Saya suka dengan judul covernya, sekaligus judul cerpennya, “Tentang Kita” 🙂
LikeLike
Iya, sederhana tapi dalam ya maknanya
LikeLike
Jd pengen baca
LikeLike
Mari baca Mem 🙂
LikeLike
Pinjem boleh? *ke rumah jeung orin*
LikeLike
Membuat cerpen dengan rentang waktu panjang, tentu sebuah kontemplasi yang dalam ya mba
Sangat pantas, kalau hasil karyanya memang bagus, menghadirkan perenungan buat pembacanya
Jadi penasaran, pengin baca
LikeLike
Iya mbak, jam terbang pasti berpengaruh jg pada kualitas cerpen ya 🙂
LikeLike
Pingback: Tentang Akun Goodreads | Rindrianie's Blog