Putih. Hening. Luas.
Di mana aku?
“Hai, Fe.”
Aku menoleh, rupanya aku tidak sendirian, sesosok malaikat (?) tersenyum ke arahku.
“Hai,” jawabku ragu.
“Kau tahu sedang berada di mana?”
“Tidak.”
Sosok itu hanya mengangguk-angguk, senyumnya hilang, matanya terlihat sendu.
“Jadi? Dimana aku?”
“Kau sedang berada di ruang tunggu.”
“Ruang tunggu?”
“Iya.”
“Kenapa?”
“Apanya yang kenapa?”
“Kenapa aku berada di ruang tunggu?”
“Sebentar lagi kau masuk surga, aku akan menemanimu menunggu.”
“Surga? Kapan aku mati?”
“Baru saja.”
“Tapi… Tapi aku bahkan belum benar-benar hidup.”
“Begitulah. Aku tahu. Aku ikut menyesal.”
“Kenapa? Bukankah seharusnya aku masih bergelung hangat di dalam rahim ibuku yang nyaman?”
Sosok itu bergeming. Membuat ruangan putih luas ini bertambah hening.
“Siapa yang mengirimku ke sini?”
“Kurasa sebaiknya kau tidak perlu tahu tentang dia. Percayalah, kurasa betul-betul jangan.”
“Jadi? Jadi bukan Tuhan yang…”
“Sudahlah, itu tidak penting lagi. Mari, namamu sudah dipanggil.”
Aku bungkam, lantas berjalan di belakang sosok itu meski enggan. Tapi aku tahu, sosok itu tahu bahwa aku sudah tahu, perempuan yang seharusnya aku panggil ibu yang mengirimku ke sini. Tak apalah, mungkin kelak aku bisa menemui perempuan itu di neraka jika Tuhan mengizinkan.
***
*Note : 186 kata, FF geje ini ditulis khusus untuk MFF Prompt #54: Rahasia
*Note (lagi) : Fe dalam judul dan cerita adalah untuk ‘fetus’ (janin)
duh serem amat mau menemui permepuan itu di neraka
LikeLike
menurutku, ff ini perfecto. Hehe…
LikeLike
gugurin janin ya? 😦
LikeLike
sejak kalimat ‘bahkan aku belum benar-benar hidup’, rasanya pembaca bisa langsung tahu cerita ini tentang apa dan ke mana akhirnya. syukurlah, kalimat penutup yang mantap menyelamatkan keseluruhan kisah.
Salam. 🙂
LikeLike
aborsi ya..
LikeLike
Aduh, pendek tapi bikin merinding….
LikeLike
FF teh Orin selalu membawa aura magisss…..
LikeLike
idenya bagus juga, dr sudut pandang fetus
LikeLike
Oriiiiin…
Kenapa ini ceritanya serem?
😦
Rin, saya sampe minder lo saking lamanya saya nggak pernah main kesini…
Hihihihihi…penyakin minder saya itu ternyata masih betah aja ya!
😀
LikeLike
Ini langsung dateng, takut Orin-nya keburu kerja lagi…istirahatnya sampe jam 1 kaaan?
😉
LikeLike
yampun Oriiinnn … crita mu ah
LikeLike
ini ide nya keren lho!
LikeLike
Whoaaaaa….horor!!
Mangkaning udah tengah malem giniiiih!
Suka gitu ah Orin mah 😦
LikeLike
hwaaaaah…..
LikeLike
keren, bikin saya sedih hehehhehe
LikeLike
Miris..sekarang banyak banget yang aborsi
LikeLike
ibunya tega, ih
LikeLike
good idea… like it…. 🙂
salam,
anitadiahf.wordpress.com
LikeLike
mantaps mbak. putihnya terasa.
LikeLike
huaaaa… hororrrr
LikeLike