Joni

First sight love?

Bagiku itu adalah bualan semata, akal-akalan entah pujangga siapa yang mungkin telah gila karena cinta pandangan pertama yang tak pernah ada. Atau rekayasa pembuat film drama yang kehabisan ide cerita. Maka aku tak pernah percaya pada cinta semacam itu, hingga detik ini, saat aku melihat sesosok makhluk Tuhan -yang konon bernama Joni- yang sedang duduk di lobby.

Tubuhnya tinggi langsing pejal walaupun tak berotot, mengingatkanku akan sosok Jhonny Depp yang selalu membuatku menelan ludah dengan susah payah saat melihat gambar dirinya.

Matanya seperti mata kucing, kecil, tajam, sedikit menyeramkan sekaligus manja seperti memohon disayang. Dengan alis tebal yang hampir saling bertemu menambah kegagahannya.

Rambutnya sedikit mencuat ke atas, seperti model rambut milik Chef Juna, yang seolah angkuh menantang meminta dielus disentuh.

Bibirnya? Aku tidak bisa menceritakan detailnya tanpa membayangkan bibir itu me…. Oke stop! Sepertinya aku sudah mulai gila. Tapi akhirnya aku mengakui, bahwa cinta pandangan pertama betul-betul ada dan tak pernah mengada-ada.

“Bu, Pak Joni sudah saya minta menunggu di ruang meeting depan.” Sekali lagi Mayang asistenku mengingatkan. Rupanya aku terlalu sibuk terpesona pada si Joni hingga lupa detik demi detik terus berlarian.

“Dia dari perusahaan apa, May?”

“Errr…maaf, Bu. Saya lupa tanya.” jawab Mayang salah tingkah, merasa bersalah. Biasanya aku akan marah, dan mengomel panjang lebar jika dia melupakan detail sepenting itu, bagaimana aku bisa menghadapi tamu jika aku belum tahu siapa dia, dari mana, dan untuk kepentingan apa menemuiku.

Tapi aku tahu, kali ini Mayang melakukan kesalahan fatal itu karena dia -seperti juga aku- terpukau pada pesona lelaki itu. Belum apa-apa aku sudah merasa cemburu. Maka aku mengibaskan tangan menyuruhnya pergi.

Aku beranjak, mematut diri pada pantulan lemari-lemari kaca berisi banyak dokumen, melangkah menemui Joni dengan hati berdebar. Kemudian membuka pintu ruang meeting perlahan seraya menyiapkan senyuman terbaik yang aku miliki.

Lelaki itu sigap berdiri saat aku masuk, tersenyum ramah yang berhasil membuat jantungku pikuk bersorak sorai. Dari jarak beberapa langkah, wangi CK beraroma musk menguar dari dirinya. Ya Tuhan, sungguh aku mencintai lelaki tampan yang harum seperti dia!

“Selamat pagi, Pak. Ada yang bisa saya bantu?”

“Pagi Bu Aline, saya Joni, Bu. Saya ditugaskan Pak Alex menggantikan Pak Jati untuk hari ini.”

“Pak Jati?”

“Iya Bu. Jadi untuk sementara saya yang menjadi supir Mister Yamada menggantikan Pak Jati.”

What???

***

Ditulis untuk #ProyekCinta-nya @Bintangberkisah

19 thoughts on “Joni

  1. Dia udah ngira si Joni ini pengusaha dari mana gitu ya? Nggak tahunya cuma supir? Tapi lumayan lah ya kalo ganteng kan bisa jadi cem-ceman.
    ___
    begitulaaahhh…tertipu semuanya hihihihi

    Like

  2. eMak ud datang di awal.. wkt itu belom ada fotonya.. wkwkkk.

    si joni yg ini emang bikin semaput.. 😆
    ___
    bikin sesak nafas ya Mak *halah* hahahaha

    Like

Leave a comment