Tentang Model Jejadian

Ternyata postingan ini sudah terlalu lama ngendon di draft, dan daripada bulukan, mari kita publish sajah. Saya kembali teringat tentang model jejadian ini karena teman baru saya di kantor, setelah berteman di fesbuk dan melihat beberapa foto, berkomentar begini : “mba Orin kerja di sini sambilan aja ya, profesi utamanya jadi model yah?” atau kalimat semacam itulah *info tidak penting* hihihihi.

Jadi, ceritanya saya melaksanakan ‘project harakiri’ saya yang berikutnya. Menjadi seorang model yang berjalan di atas catwalk memperagakan sebuah busana nan jelita, menjadi seorang perempuan yang sesungguhnya (bukan berarti selama ini saya menjadi perempuan jejadian lho ya :P).

Entah mendapat wangsit dari mana, saya tiba-tiba saja mengajukan diri menjadi model saat di fesbuk emak-emak keceh di KEB bertanya siapa yang bersedia menjadi model di acara Srikandi Blogger 2013 yang fenomenal ituh. Padahal tinggi badan cuma satu meter lebih sekian centi. Langsing? Beuuuh…boro-boro. Cantik? Yaaaaa…lumayan lah ya kalo cantik mah *minta digampar selop* qiqiqiqi. Tapi namapun harakiri, jadi ya di-iya-kan sajah *sigh*.

Singkat cerita, kami para model *tsaaaah* diminta untuk gladi resik di H-1, walaupun saya terlambat datang ( lupa bawa raincoat jadi terpaksa berteduh dulu karena hujannya cukup besar). Ini dia penampakan waktu latihan, fotonya saya culik dari blognya Yeye hihihihi. Hijab saya masih biasa karena terlambat datang, padahal seharusnya dibuat model turban seperti teman-teman saya itu. Baju yang saya pakai pun ‘sisa-sisa’ baju yang belum terpilih emak-emak lain, itu pun dipilihkan sama Della karena saya terlalu malu untuk meminta baju sama panitia, etapi tetap kece kan ya bajunya? hohohoho.

pinjem fotonya Yeye πŸ™‚

Datang terlambat saat yang lain sedang latihan berpose dan berjalan ternyata membuat saya menerima kejutan lain, saya ditunjuk menjadi orang pertama yang naik panggung! Jangan tanya kesulitan saya berjalan -tanpa terjatuh- dengan high heel karena terbiasa bersepatu kets dan atau flatshoes, memakai gaun yang sangat anggun, dan diharuskan selalu tersenyum, maka menjadi orang pertama yang diharapkan menjadi ‘tanda’ bagi yang lain untuk memulai si fashion show adalah ‘hukuman’ yang sempurna.

Gara-gara ini saya sempat melarang akang matahari untuk ikut, malu euy hahahaha. Tapi balik lagi ke harakiri, saya oke-kan saja lah. Ceritanya mah “whatever will be, will be” begitulah. Entah kenapa saya memiliki kecenderungan untuk penasaran melakukan sesuatu yang belum pernah sama sekali saya lakukan, padahal saya ini pemalu lho, sepertinya saya memang memiliki alter ego *abaikan*.

Hari H pun tiba, dan saya belajar sesuatu dari dunia permodelan yang (mungkin) tidak akan pernah saya ketahui jika saya tidak mengalaminya sendiri. Untuk acara fashion show yang dilaksanakan pukul 1 siang dengan durasi hanya (kurang lebih) 5 menit, kami diminta datang ke lokasi acara pukul 7 pagi!!! Tentu saja ajang Srikandi Blogger 2013 ini tidak bisa dikomparasikan dengan pagelaran fashion show yang diadakan Ramli misalnya ya *ya iya ateeeuh :P*. Tapi sepertinya acara fashion show akan memiliki persiapan khusus yang sama.

Dan hal tersebut membuat saya mengerti, menjadi seorang model adalah sebuah pekerjaan yang sama sekali tidak mudah seperti kelihatannya. Harus berkonsentrasi penuh saat berjalan dan menerima bidikan kamera bertubi-tubi dari segala arah itu aseli bikin keringetan sodara-sodara! qiqiqiqi.

berfoto sebelum ‘pentas’ di belakang panggung (foto milik KEB)

Foto saya pinjam dari Pak Dian Kelana

Foto oleh Kang Dedi aka suaminya Teh Nchie alias Papa Olive

Tapi Alhamdulillah acara fashion show berjalan lancar, dalam arti saya tidak keserimpet baju dan atau keseleo gegara high heel tujuh senti, cuma pegel aja sih kakinya hihihihi. Trus? Foto-foto yang dijepret akang matahari mana? Ternyata beliau terlalu terpukau saat istrinya ini berbulu mata yang cetar membahana dan mendadak gemulai, jadi kebanyakan fotonya kurang bagus *ups* hihihihihi.

This slideshow requires JavaScript.

So, menjadi model -jejadian- adalah pengalaman seru yang tak terlupakan bagi saya. Apakah saya akan menerima jika tawaran menjadi model kembali datang? Sepertinya sih saya terima ya. Tapi pertanyaannya adalah, siapa yang mo nawarin, Rin? *dan kemudian hening* hahahaha πŸ˜›

PS : jadi kangen sama Yeye en Della, ketemuan yuk Maaak, kita shopping bareng *halah* πŸ™‚

27 thoughts on “Tentang Model Jejadian

  1. hihihi…… aya2 wae nih bahasanya Teh Orin. Emang susah ya pake high heel gitu. ampun dah capenya, untung ga jatoh ya teh ? πŸ˜€
    ___
    mungkin krn aku ga terbiasa pake high heel ya Sarah, jd perjuangan bgt hihihihi

    Like

  2. Enggak ah, bagus kok foto-fotonya Akang. Apalagi dibidiknya dari mata yang penuh cinta, uhuuuuyyy..
    Eh mending kita ikut casting aja skalian yuk, Rin, hihihihi..
    ___
    dibidik dari mata penuh cinta?? #eeaaa πŸ˜›
    hayuk, paling ga lulus kan Del hahahaha

    Like

  3. Hahahahahaha pan udin gw blg, ktm an nya d KaeFCi *kedemenan nya della* hahahaha yuks yuks yuks πŸ˜€
    ___
    hayuuuk, di deket rumah gw jg ada Kaefci koook #eeaa πŸ˜› qiqiqiqi

    Like

  4. jadi model itu yang penting modal senyum manis.. Orin kan punya senyum termanis seciamis raya… πŸ˜›
    ___
    mudah2an weh senyum manisnya ga bikin diabetes ya Mak hihihihi

    Like

  5. Ternyata ada acara emak2 blogger yang seru – semeru…koq akang baru tau ya #emangdasarkuper . Kalo Orin jadi model blog akang pasti blog akang banyak pengunjungnya donk πŸ˜† ternyata emak2 blogger teh gareulis pisan euy….. :-))

    Like

  6. Pingback: Gaya Hijab Anti Ribet | Rindrianie's Blog

Leave a comment