Teruntuk Diana,
Sebelumnya, maafkanlah kelancanganku. Karena memanggil namamu tanpa ada kata ‘suster’ di depannya. Karena menulis surat (cinta) ini untukmu. Karena telah (dengan begitu kurang ajar) mencintaimu dengan sangat.
Aku tahu aku adalah pendosa, Diana. Aku melakukan semua yang ingin aku lakukan, dulu. Seolah kehidupan ada dalam genggamanku, seolah tak ada Tuhan yang sanggup menghukumku. Dan sudah terlalu terlambat bagiku untuk sekedar menyesal, karena hidupku terlanjur habis. Walaupun tentu saja, kehadiranmu, keberadaanmu, membuatku bisa sedikit tersenyum di penghujung hariku.
Maka izinkan aku berterima kasih, Diana. Karena telah sudi menemaniku menjalani ART, karena telah merayuku meminum berkapsul-kapsul ARV. Aku mengerti kau ‘sekadar’ menjalankan kewajibanmu sebagai perawatku, tapi biarkanlah aku menganggapnya sebagai ungkapan rasa cinta seorang perempuan yang mencinta lelakinya. Semoga kau tidak keberatan ya, Diana, karena aku tidak memiliki perempuan seperti itu dalam kehidupanku.
Tentu saja, saat kau membaca suratku ini, aku telah membusuk berkali-kali di neraka. Doakan aku kelak bisa juga menemuimu di surga ya, Diana. Semoga saat itu dosaku telah lunas terbayar. Semoga saat itu, sekali lagi, aku bisa melihat senyum manismu yang tulus.
-Leo, ODHA yang menjadi pemujamu-
Aku lipat kembali surat itu hati-hati, memasukkannya ke dalam amplop seperti semula, lantas menyelipkannya dalam agenda yang selalu aku bawa kemanapun aku pergi. Aku termenung di depan sebuah kamar. Kamar yang dulu didiami Leo, walaupun kini telah berganti penghuni, entah berapa kali. Tapi semua tentangnya tak pernah terhapus, jejak lelaki itu menancap terlalu kuat tak bisa hilang di benakku.
“Diana, baru baca surat Leo lagi?” Sahabatku Mira menyapa. Aku hanya mengangguk lemah. Lantas dia membelai punggungku perlahan. “Relakanlah, Di. Ada Seno yang menunggumu di kamar itu sekarang, dia membutuhkanmu, seperti Leo dulu.” Lagi-lagi aku hanya mengangguk setuju.
Mira tak pernah tahu, Seno, atau siapapun penghuni kamar itu, bukanlah Leo. Bukan lelaki yang pernah aku jatuhi cinta dalam diam bertahun lalu. Ah Leo, seandainya saja aku tahu saat itu kau pun mencintaiku..
Note : 311 kata. Ditulis untuk MFF.
Note2 : Penjelasan tentang ART (Anti Retroviral Therapy) dan ARV silakan baca di sini.
Huwaaa, mewek beneran ini
___
*sodorin tissu* 🙂
LikeLike
unconditional love
___
🙂 🙂
LikeLike
Ah andai tahu.. 😀
Ah lama nggak mampir ke rumah mbak Orin..
Salam.
___
hai Di, kemana aja? ada blog baru nih sepertinya 🙂
LikeLike
jempol..!
___
makacih eMaaak *ketjup*
LikeLike
Waaa… saling jatuh cinta tapi gak berani mengungkapkan.. sakit banget rasanya iniii.. #berasacurcol 🙂
___
ayo Yuuu, bilang aj kalo cintaaa, ntar nyesel lho 😛
LikeLike
Wah endingnya ternyata kasih tak sampai 😉
___
iya, kasih tak sampai episod ke sekian hihihi
LikeLike
Permisi, suster Akin datang… 😀
Etapi seingatku aku belum pernah merawat pasien HIV positif…
___
hai susteeeerrr 😉
LikeLike
Seneng banget sama kasih tak sampai mbak.
#yang baca nyesekkk (*tarik nafas)
___
ups hihihi..maabh yaa 😉
LikeLike
Aih, menyentuh. greget mbacanya. Judulnya simple 😀
___
sekarang ini, kalo pusing nyari judul aku kasih judul nama tokohnya aja Sarah qiqiqiqi
LikeLike
Orinnnn, eta meuni sedih pisannn 😦
___
perlu tissu teu? hihihihi
LikeLike
keren mak orin 🙂
___
Tengkyu mba^^
LikeLike
Aahh.. Nyesek.. 😦
___
selamat nyesek mba #eh?
LikeLike
udahlah Diana.. ikhlas.. ikhlas.. hihihi…
___
iya nih mba, blom bisa move on dia *halah* hihihi
LikeLike
baru mau tanya kapsul ARV hehehe . kalau ART aku taunya beda singkatan rin
LikeLike
Cinta jangan kau pergiii
___
wah…fans Sheila Madjid he he
LikeLike
mbacanya mbikin ati nyesek, nyuebelin deh mbak orin :P. suka 🙂
___
hahaha…tengkyu lho mba 😛
LikeLike
perempuan gitu itu ya mbak? sepertinya memang tercipta untuk tidak mengungkapkan cinta. *komen yang ikutan geje*
___
iyaaa…pdhl mah nyesel kan ujung2nya? hihihihi
LikeLike
Ih, suratnya romantis bgt seh… 😀
___
romantis yah? hihihihi
LikeLike
Eh beneran yg dibilang mbak Na. Kita sehati ternyata, tapi punya Orin ini ceritanya jauh lebih keren .. 🙂
___
*cipika cipiki dulu sm solmet*
LikeLike
awwwwwwwwwwwww 😥
___
*sodorin tissue*
LikeLike
Suka deh sama suratnya :”)
___
makasiiiih^^
LikeLike
Kasih tak sampai 😦
LikeLike