Sahabat yang sering berkunjung ke Padeblogan-nya Kyaine tentu saja sudah sangat familiar dengan tagline yang saya ‘pinjam’ untuk dijadikan judul postingan kali ini. Sejak pertama kali saya berkunjung ke sana (entah kapan tepatnya, lupa), blog ini memang menutup kotak komentarnya. Tapi ya karena bermain-main di sana selalu menyenangkan, saya mah tetep baca. Apalagi kalau sudah ada postingan dongeng, saya yang tidak terlalu suka sejarah ini bisa anteng baca postingan hingga lupa waktu. Atau postingan berbahasa Jawa ituh! Hedehhh, pusing membacanya tapi seru walaupun saya tidak sepenuhnya mengerti hahahaha.
Selain terinspirasi dari sang Padeblogan yang tidak menerima sumbangan komentar apapun itu *halah*, postingan ini pun saya tulis setelah membaca postingan ayah-nya Aaqil tentang komentar yang nyinyir. Maka saya jadi teringat bahwa saya pernah menutup kotak komentar di sebuah postingan dikarenakan berpotensi ditulisi komentar -yang walaupun tidak berkategori nyinyir- nyebelin.
Postingan Seripik Kingkong ini yang saya maksud (pssttt…ternyata Kyaine berkomentar di postingan itu sodara-sodara!). Awalnya sih komentar di postingan tersebut oke-oke saja, yang komentar pun memang teman-teman dunia maya yang selama ini sering bertukar komen. Tapi kok lama-lama banyak pendatang baru dengan komen yang bertambah aneh ya? Bertanya stand si keripik pedas ini di mana lah, harga per bungkusnya berapa lah, eyampun ini orang pasti tidak membaca si postingan itu bercerita apa, iya kan? Sehingga di suatu hari yang cukup kelam saya pun memutuskan menghilangkan allow discussion dalam postingan tersebut *sigh*.
Postingan lain yang mendapat komentar ‘aneh’ adalah postingan Antara Karawang-Bekasi. Dalam postingan tersebut saya cuma bercerita acara mudik saya ke Karawang dari Bekasi bersama akang matahari, lah kok ada yang bertanya harga tiket dan jadwal kereta api segala siiiih? *tepok jidat*. Untuk sementara postingan ini masih ‘aman’, mungkin si komentator betul-betul bertanya walaupun saya pikir ya tidak pada tempat yang tepat 😛
Intinya, sebagai tuan blog di ‘rumah’ sendiri, bebas-bebas saja memberlakukan aturan mainnya seperti apa. Tidak menampilkan komentar nyebelin seperti yang dilakukan Dani misalnya, tetap membalas sang komen walaupun kuesel *curcol ini mah*, atau cara ekstrim Kyaine yang “no komen no krai” ituh (cara ini sepertinya sudah menulari eMak LJ, ga bisa teriak-teriak lagi nih kalau main ke ladang :(). Toh seseorang menulis -termasuk menulis di blog- niat awalnya adalah karena dia ingin menulis, dikomentari atau tidak itu hanyalah sebuah konsekuensi, menurut saya sih begitu ya he he he.
Tapi untuk “No Komen No Krai”, sepertinya saya masih belum bisa sampai ke sana 😛
Happy Monday, Pals 😉
klo aku malah punya banyak temen baru di dunia ngeblog karena dari komen mbak….hehe
___
he-eh BunNay, aku jg bnyak teman krn sering bertukar komen ^^
LikeLike
Orin sayang.. eMak gak ketularan paklik itu..
justru aset utamanya LJ adalah komen2 tsb
nanti juga komennya dibuka.. tenang ajah yaa.
___
Yess…akhirnya eMak komen lagiiiiih hihihihi..
Iya…iya…eMak ga ketularan paklik Kyaine, cuma lg ngefans ajah yah? 😉
LikeLike
aishh, enggalah..
eMak ini kan lebih senior dr kyaine..
___
dan paklik lebih senior dari Orin *yaiyalaaaaah* hihihihi
LikeLike
Saking lebih seniornya … sampe gemeteran dan nggak mau terima telfonnyah …
hahahaha
___
Owh? jadi gitu ya Om? bagaimana kronologisnya Om? *kepo*
LikeLike
ighh.. agan..^^
___
*ngikik*
LikeLike
Eeh mbak orin, niar gag nyinyir lho leg koment 😀
Kan jaga harimau lebih indah toh yaa 😀
___
Iya Niar, hati2 menjaga komen ya *halah* hihihihi
LikeLike
Ya …
memang kadang banyak komen yang (mohon maaf) agak bagaimanaaaa gitu …
soalnya nggak nyambung dengan isi postingan …
ini namanya pelecehan …
Tapi lama kelamaan … saya biarkan saja …
nggak papa …
(asal nggak pake kata … “gan”) (hahahahaha)
Salam saya Orin
___
Ngeblog pun ternyata harus punya sikap penyabar ya Om heuheuheu
LikeLike
BTW …
Saya beruntung sudah dua kali ketemu kyaine …
___
wahh…mudah2an suatu saat bs juga ketemu Paklik dan Om (lagi)
LikeLike
Kalau saya komennya mungkin ora ngenaki tegur aja deh teh.. kalau perlu hukum aja push up 300 kali
___
ga aci uncle kalo disuruh push up, hukumannya komen 300 kali aj gimana? hihihihi
LikeLike
ternyata memang banyak yang demen nongkrong di rumah padeblogan, abis seru sih tulisannya. bisa bikin mesem2 sendiri
no komen no krai? no komen deh hahaha
___
ngebetahin Kak, walopun cuma kadang2 doang ngelike hihihih
LikeLike
Nekjika (khasnya pak lik banget)
pernah beberapa postingan buka komen tapi sebentar doang…
___
iya Bun, nekjika itu cuma ada di padeblogan hehehe.
he-eh, kyknya dulu Orin sempat jg komen satu kali 😀
LikeLike
komen aneh di tempatku ya nanyain makanan buat mos, yg jawab malah pembaca lainnya
___
hihihi…iya Bun, Orin pernah baca jg postingan itu
LikeLike
Belum pernah berkunjung ke Padeblogan, Teh, 😉
Tadi baca keripik singkong dan baca komen2nya juga. .
ngakaak sendiri je. . wkwkwkwk
Biasanya diawal postingan ada kalimat “Ini hanyalah postingan yang tidak penting, skip aja, temans”. 😛
Tetep aja komen. . 🙂
Itu Bundo memang lagi bersemedi kali, Teh. 🙂
No komen No krai, no terong no krai. 😀
___
komen yg terakhir2 ngeselin kan Idah? wajar kan kalo aku tutup *nyari pembelaan* hihihihi
LikeLike
belum pernah mampir ke padeblogan
___
hati2 kalo mampir ke sana Teh, ga bs komen he he
LikeLike
Saya juga suka tuh dengan tulisan di Padeblogan .. Jadi inget masa-masa dulu saling canda he he … Satu-satunya blogger yang saya duga kalo bicara pasti kalem .. ternyata tepat .. kebetulan pernah kopdar dengan beliaunya di Surabaya.
Saya suka tulisan tentang Candi Sukuh .. sayangnya saya cari2 novelnya di Surabaya saya gak nemu .. Semoga Guskar baca dan kirim tu novel ke Ploso ha ha ha …
Masalah no komen no krai ya asyik-asyik aja.. kebetulan saya juga punya blog yang komennya saya tutup .. 😀
Tapi rindu juga pengen canda lagi sama Kyaine he he
___
Aku malah kepengen berkunjung ke Candi Sukuh itu kang, penasaran he he
LikeLike
kadang2, adanya komen juga jadi penyemangat… 🙂
___
Iya auntie, kalo ga ad komen sedih ya 😀
LikeLike
iya,mbak. kadang tulisan saya juga suka dikomentari aneh2 😀
satu lagi yg komentarnya sering ditutup, mbak ndutyke 🙂
___
mesti sabar ternyata jd blogger ya Lung? hihihihi
LikeLike
kalau aku sih, terserah aja mau komen apa.. entah itu OOT sampai sekedar hai… asal jangan mengandung sara yang mengandung kebencian dan permusuhan..
___
bebas tapi sopan ya Uda heuheuheu
LikeLike
setuju rin! ngeblog emang karena kita pengen nulis aja. kalo ada komentar ya bagus, gak juga gpp. dan tentu kita punya hak prerogatif dong untuk menentukan komentar yang boleh ditayangkan atau patut didelete… 😀
___
Iya mas, wong kita tuan blog-nya ya, suka2 kita dong hehehehe
LikeLike
Pingback: No Komen No Krai | nicampereniqué.me
komeng yang paling nggak saya suka adalah jika dia seolah nitip jualan. Kalo cuman satu dua dalam satu postingan sih nggak masalah, lha kalo satu postingan sampai 20 komeng yang isinya jualan aja kan gimana gitu.
Kalo komentar sanjungan, pedes, ato sekedar basa-basa itu hal yang lumrah dalam sebuah hubungan sosial.
___
Yg jualan begitu kadang kalo lg bete aku delete aja pak Ies heuheuheu
LikeLike
Kalau aku mah, karena diam2 punya penyakit narsis akut..amat senang menerima komen. Jadi saat ini belum kepikiran menutup pintu untuk komen..Wong terima komen banyak baru akhir2 ini saja, sejak aku kenal bw hehehe..Benaran deh, komentar di bawah tulisan kita bikin semangat menulis dan menulis lagi…
___
Salaman dulu ah sama tante, sama nih kita narsisnya hihihi… Postingan yg ditutup komennya itu krn udah ga tahan aj tan, drpd sebel terus kan hihihi.
LikeLike
hiks, ada beberapa postingan juga di blog bunda yg komennya di tutup, Rin 😳
dan, ada juga bbrapa postingan yg punya komen aneh2 juga.. 🙂
namun begitu, ada komen yg istimewa pada postingan ttg anak dan keluarga , yg menghendaki jawaban dr pertanyaan2nya dibalas via e-mail, akhirnya kami jd sering bertukar kabar dan berbagi macam2 cerita ttg kehidupan anak dan keluarga…………
alhamdulillah, jadi menambah saudara lagi
luar biasa ya Rin ternyata dampak dr komen di blog 🙂
salam
___
Iya Bun, sebagai tuan blog kita bebas aja kan mau membuka atw menutup kolom komen 🙂
Sepakat Bun, komen Bunda pun selalu memberi dampak menyenangkan buat Orin^^
LikeLike
Kalau komentar aneh langsung saya delete. Komentar yang hanya pasang dagangan saya simpan di kotak spam.
Gitu saja nduk. Jangankan di blog, di TV saja kalau diskusi juga aneh2 kan.
Ada atau tidak ada komentar menulis jalan terus saja..
Salam sayang.
___
Iya Pakdhe, yg penting nulis terus ya^^
LikeLike
Oriiiiiiiinn.. Dari kemaren pas pertama kali baca di reader langsung mau kemari tapi kok error terusss. Mana di reader kepotong lagih.
Setuju banget mah sama pendapatnya. Nulis di blog kan awalnya karena emang pengen nulis. Etapi komen bisa jadi dopping jugak sih. Etapi juga gak harus. Yang penting mah kudu tahu etikanya kan ya?
*sebenernya belom nemu tombol buat matiin komen. Padahal pengen beberapa kali matiin komen. Ketauan nyubi*
Langsung meluncur ke link-linknya Rin. 🙂
___
Ish…itu jg nyari tombol matiin komen lama tau Dan, makanya banyak bgt komen aneh di postingan ituh gara2 gaptek qiqiqiqi
LikeLike
no koment no krai…
no money no dong…
hehehe
___
wahhh…jgn nodong mba berbahaya he he he
LikeLike
berarti masih boleh komen donk disini mba Orin? hehe…
Toh seseorang menulis -termasuk menulis di blog- niat awalnya adalah karena dia ingin menulis, dikomentari atau tidak itu hanyalah sebuah konsekuensi, menurut saya sih begitu ya he he he. <– sepakat. Tapi diberi komen yang ga 'nyolot' tentu lebih menyenangkan ya mba? hihi
met siang mba Orin…
___
Silahkan berkomentar sepuasnya Kaaak hehehe.
betul…betul…betul…kalo banyak yg komen bahagiaaaa deh qiqiqiqi
LikeLike
Belum bisa bacanya Rin, cuma mau nyapa aja 🙂 Semoga sehat dan bahagia selalu…
___
Gpp Ummi, hati2 saat bertugas yaa
LikeLike
emang sering terjadi begitu, isi dengan comentnya kadang ga nyambung karna pembaca hanya membaca setengah saja / hanya judulnya saja hehee 😀
Onlinepreunership Indonesia | Blogtainment Magazine | Social Daily | StartUp Network | Community | Event | & Suka-suka
http://kotakkubus.com
___
Iya, banyak yg ga nyambung begitu 😦
LikeLike
Orin, dari komen2 banyak masukan, kritik pun rasanya banyak manfaatnya tapi kalo yg komen kritik asbun patut di ignore itu 😀
___
Iya Teh, emang perlu mengasah ilmu meng-ignore komen ya heuheuheu
LikeLike
no komen no krai … keren ya kalimatnya 🙂
___
Iya mba El, keren he he
LikeLike
Emberrrrr.. apalagi kalo komennya nggak mencerminkan kalo si pengkomen baca posting kita dengan baik dan manggil kita dengan “Gan,” ebuset, emang nama aye siape?
Tapi kalo yang beneran baca dan komennya bener, malah bisa jadi temen beneran 🙂
Seru ya, ngeblog itu 😀
___
Iyaa…sepakat bgt Gan #eh? qiqiqiqi
LikeLike
Pingback: No Komen No Krai yang Berbuah @ arkasala (dot) net