My Heart is Afraid to Suffer

Seringkali, banyak yang ingin diceritakan justru menghasilkan tak satu pun cerita. Setidaknya itu terjadi pada seorang saya, berkali-kali, dan terkadang memang menyebalkan, seperti sekarang.

Tapi ya sudahlah ya, dinikmati saja. Dan untuk postingan kali ini, saya hanya ingin menuliskan kembali, salah satu penggalan dalam buku the Alchemist yang saya ambil dari sini. Membacanya kembali membuat saya ‘nyengir’ berulang kali, malu hati ceritanya, karena masih saja merasa takut-kecewa-gagal-sedih-sakit hati bla bla bla. Padahal itu mah cuma perasaan saja, yang memang selalu lebay berlebihan.

Ah, kebanyakan basa basi, maafkan ya temans 😉 Sok silahkan dinikmati saja tulisannya om Coelho ini 😀

“Why do we have to listen to our hearts?” the boy asked, when they had made camp that day.

“Because, wherever your heart is, that is where you’ll find your treasure.”

“But my heart is agitated,” the boy said. “It has its dreams, it gets emotional, and it’s become passionate over a woman of the desert. It asks things of me, and it keeps me from sleeping many nights, when I’m thinking about her.”

“Well, that’s good. Your heart is alive. Keep listening to what it has to say.”

“My heart is a traitor,” the boy said to the alchemist, when they had paused to rest the horses. “It doesn’t want me to go on.”

“That makes sense. Naturally it’s afraid that, in pursuing your dream, you might lose everything you’ve won.”

“Well, then, why should I listen to my heart?”

“Because you will never again be able to keep it quiet. ”

“You mean I should listen, even if it’s treasonous?”

“Treason is a blow that comes unexpectedly. If you know your heart well, it will never be able to do that to you. Because you’ll know its dreams and wishes, and will know how to deal with them.

“My heart is afraid that it will have to suffer,” the boy told the alchemist one night as they looked up at the moonless sky.

“Tell your heart that the fear of suffering is worse than the suffering itself. And that no heart has ever suffered when it goes in search of its dreams, because every second of the search is a second’s encounter with God and with eternity.”

Got the point on the bold one?  Have a brave life then, Pals ^^

 

Advertisement

28 thoughts on “My Heart is Afraid to Suffer

  1. Aku barusan nyampe bagian ini, tapi baca versi Indonesianya.
    Ehm… tali asih dari Amel dulu itu loh, baru kubaca sekarang, hehe… 😳

    Orin : hihihi…sama kok Ka, aku jg msh banyak buku yg blom kebaca 😦

    Like

  2. Saya sudah baca buku ini ( versi Indonesia ) tahun lalu, dan hampir lupa isinya, apalagi Teh Orin menulis versi aslinya, wis tambah ra mudeng maksudnya. Hehehe….

    Saya juga seringkali mengalami yang Teh Orin alami. Kebanyakan ide, bingung mana dulu yang ingin ditulis, hingga akhirnya tak satupun yang jadi tulisan. Biasanya saya akalin dengan cara menulisnya secara singkat, nanti kalau sudah ada waktu yang senggang tinggal saya kembangkan.

    Orin : Persis begitu Bi, nulis ini ga selesai, nulis itu ga selesai, malah kesel ga ada yg beres hihihi

    Like

  3. dari sepenggal itu aja kayanya bagus ya isi nya. ada versi indonesia nya juga yaa? jadi kepengen nih say. kaya gimana ya bukunya?

    Orin : versi Indonesianya banyak mba Mir, ini udh lama kok terbitnya, aku pertama kali baca seitar tahun 2005. Judulnya The Alchemist, yg nulis Paulo Coelho 🙂

    Like

  4. saya dapat tausyiah hari ini, kalau hati kita terluka jangan sampai luka itu membuat kita larut dalam suasana sakit hati karena dapat membuat hidup kita lebih terpuruk. Sebisa mungkin kita mengobati luka dengan perlahan membiarkan perasaan sakit menguap ke udara…..*koq jadi puitis???*

    Like

  5. Masih banyak orang yang tak mau mendengar kata hatinya karena tertutup oleh nafsu. Setiap hati akan mengatakan bahwa korupsi itu perbuatan amoral, anti sosial dan melanggar aturan hukum dan agama. Saya yakin, setiap orang yang akan melakukan korupsi pasti ada dalam hatinya suatu pertentangan. Namun karena setan domain memainkan nafsu kita maka korupsi itu tetp dilakukannya.

    Saya pernah beli buku itu, tetapi ketlisut ketika pindahan dai Jakarta ke Surabaya.

    Salam hangat dari Surabaya

    Like

  6. kalau hati kita luka, sedikit, banyak , dalam atau hanya sekedar tergores saja ,
    tetaplah harus disembuhkan ya Rin
    karena luka memang utk disembuhkan
    ( lho kok? gak nyambung blass ini komennya ? ) hahahaha 😀
    salam

    Like

  7. aku belum baca versi manapun, dari cuplikannya bikin kepincut..
    nunggu kontes yang hadiahnya ini ah,,, hahhaha,,,
    dasar banci kontes.. 🙂

    salam sayang neng manis…
    lama gak kemari yah,, hihih.. *malu*

    Like

  8. Duh jadi kangen lagi pada Santiago. Tks Mbak Orin, sdh mengangkat kembali pada kisah keberanian bocah Santiago ini yg tak takut pergi ke seberang mencari harta karunnya..

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s