Sebagai anak sulung, keinginan terpendam saya yang tidak akan pernah tercapai adalah memiliki seorang kakak. Jadi, saya sungguh sangat senang, bahagia dan bersyukur, jika ada sahabat yang dengan senang hati memposisikan dirinya sebagai kakak saya.
Dan salah satunya adalah Teteh saya tersayang -Indri Widyawati Indraswari-, seorang mojang parahiyangan yang imut bin lembut hati (hehe… peace ya Teh..), seorang Bunda yang kuat, seorang wanita yang hebat, seorang Teteh yang Super untuk saya 😀
Izinkan kami berdua mencoba menulis bersama di keluarga yang hangat ini.
Kami berpengharapan baik tulisan ini bisa memberi warna lain dalam kebersamaan kita, dan semoga ada manfaat yang terunduh.
Satu senter berukuran sedang sungguh tidak mampu menerangi jalan kecil dalam kegelapan hutan belantara di kelamnya malam berhujan lebat.
Beruntunglah kami masih ada satu teman yang betul-betul merupakan anggota pecinta alam, dan menjadi leader bagi rombongan kecil kami yang terpisah dari teman-teman lain, sehingga masih tersisa sedikit rasa aman mengingat beliau telah berpuluh kali mendaki gunung tersebut.
Lantas, dalam kelelahan kami untuk menemukan jalan, sahabat saya -sang leader- meminta kami untuk beristirahat, dan bersama-sama mengikhlaskan diri untuk ‘digerakkan’ oleh Beliau Sang Penggenggam Segala.
Tak berapa lama kami meneruskan perjalanan, kali ini dalam diam yang dalam. Sesuai petunjuk sang leader, kami berupaya untuk mengikhlaskan diri kami digerakkan oleh kekuatan Yang Tak Terlihat. Saat teriakan sekeras apapun akan terkalahkan oleh suara butiran hujan, saat kompas tak lagi bisa menentukan arah, saat pengalaman tak bisa lagi menolong.
Tak ada lagi tempat meminta selain padaNYA, berharap untuk dipertemukan kembali pada jalan yang seharusnya kami lalui, jalan yang memungkinkan kami bisa kembali pulang ke rumah.
Kelegaan penuh syukur yang kami rasakan tak mampu saya gambarkan. Sejak saat itu saya selalu meyakini -seperti yang sering Pak Mario nasehatkan pada kita-, bahwa “If you’re down to nothing, GOD is up to something”.
Sahabat-sahabat yang penuh syukur padaNYA,
Gunung Ciremai terletak berjauhan dengan gunung tinggi lainnya di Pulau Jawa sekaligus bersisian dengan Laut Jawa.
Nama sebenarnya dari gunung ini adalah Gunung Cereme, yang diambil dari nama Sahabat alam saya cereme (Phyllanthus acidus).
Cereme berupa tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rasa masam namun memiliki banyak khasiat sebagai tanaman obat..
Penduduk Tionghoa biasa menggunakan buah ceremai sebagai salah satu buah dalam hantaran tradisi pernikahan Mereka sebagai perlambang rumah tangga yang ramai, bahagia, dipenuhi oleh kehangatan Sahabat dan keturunan.
Sahabat,
Betapa selalu indah perlambang yang dapat diunduh dari Sahabat-sahabat alam yang diciptakan oleh Sang Maha Pencipta bagi kita untuk menjadi pebelajaran dalam proses kehidupan.
Perkenankan kami mengutip wejangan indah Guru kita berikut :
…oh jiwaku,
jadilah penguat bagiku.
Jadikanlah aku penguasa hidupku,
Walaupun aku sekecil-kecilnya penguasa.
Bila jiwaku kuat,
aku akan menari di atas ombak kehidupan.
Tetapi bila jiwaku lemah,
ombak kehidupan akan menari di atasku.
Maka aku jadikan jiwaku kuat, agar jiwaku menjadikan aku kuat.
karena aku dan jiwaku adalah satu..
(Mario Teguh – I Will Survive)
Sahabat,
Dalam situasi semencekam apapun, Dimanapun, Bagaimanapun. .
Ingatlah selalu bahwa ada BELIAU Sang Maha Menjaga yang tidak akan memberikan ujian diluar kemampuan kita.
Bahwa beserta “kesulitan” juga ada kemudahan-kemudahan .
Semua perjalanan kita dalam kehidupan akan menjumpai rintangan dan terkadang badai yang dalam pandangan mata kita merupakan DERITA.
Namun yakinlah bahwa itu merupakan penghormatan alam pada kita dan cara TUHAN memuliakan kita. Maka mari kita membangun jiwa yang kuat dan
Sahabat-sahabat kami yang penuh kehangatan,
Pengalaman di Opening tulisan kami ini merupakan pengalaman nyata yang pernah dialami oleh sahabat saya SM Rinrin Indrianie. Kami sama-sama memiliki hobby yang sama dan kecintaan yang sama pada gunung dan hutan.
Sedangkan Closing tulisan ini saya tulis untuk melengkapi pengalaman Sahabat sekaligus ‘Adik” saya ini.
Kami berdua sengaja berjibaku membuat tulisan ini berdua dengan harapan :
pengalaman kami, ilmu yang kami unduh, rasa syukur pada BELIAU Sang Maha Pengendali, dan pelajaran untuk selalu memohon petunjuk dan pertolongan hanya padaNYA dapat kami bagikan bagi Sahabat-sahabat di ruang indah ini.
Semoga berkenan dan bermanfaat ya Sahabat..
Hiks…. terharu sekali…
Orin cayank, sahabat yang penuh ketulusan..walau terpisahkan jarak…persahabatan yang indah.
Orin sudah seperti adik saya sendiri, tempat berbagi : haha, hihi dan juga huhu..
dan tiga hari lagi, 19 September 2010 adalah hari besar Orin, kebahagiaan, keharuan, deg-degan-nya Orin…bisa terasa sampai ke sini … ^_^
Lup u Sist..
LikeLike
Teteeeehhh…hatur nuhun komen-nya, meni mengharukan ya persahabatan kita 😀 Miz yu Teh..
LikeLike